Berikan | Giving

Article Tags: (MS) Translator MDsolehinAuthor Md Syukor S.

Berikan | Giving

Available choice of language
Malay
English



Berikan ...

Sahabat: "Ada lagi cara nak tambah rezeki?" Fokus perbualannya masih pada tajuk awal.

Aku:
 "Beri rezeki yang ada kepada orang lain." Jawab aku.

Sahabat: "Err ..."

Aku: "Ingat, rezeki bukan wang, bukan hanya harta."

Sahabat: "Maksud kau?"

Aku: "Rezeki yang nak diberikan tidak terbatas pada wang sahaja. Jika itulah maksudnya, memang payahlah kita nak memberi. Hanya si kaya sahaja yang melakukannya. 

Kita masih mampu tersenyum, jadi berilah senyuman. Kita masih mampu berkata-kata, jadi ucapkanlah sesuatu yang baik dan menggembirakan. 

Atau setidak-tidaknya kita masih punya hati, bersangka baik dan berdu'alah untuk orang lain dengan hati itu."

"Al-Hamdulillah, kalau kita terima konsep rezeki macam ni kita bukan hanya punya hati yang lapang, tapi juga hati yang dermawan."

"Ada Hadis yang mengatakan Allah sayang kepada orang yang pemurah, tetapi Allah lebih sayang kepada si miskin yang pemurah." Tambah aku lagi.

"Maksudnya, si miskin yang masih mampu memberi ..."

"Oleh kerana hatinya pemurah dan fikirannya yang luas tentang rezeki!"

"Kemampuan memberi itu bukan terletak pada ada atau tiada tetapi ia soal sikap. Dalam hidup ini, pernah aku temui orang miskin yang lebih pemurah berbanding dengan si kaya."

Sahabat: "Tapi bagaimana memberi boleh menambah rezeki? Bukankah memberi itu mengurangkan?"

Aku: "Siapa pemberi rezeki?"

Sahabat: "Allah, Allah yang Ar-Razak."

Aku: "Bila Allah perintahkan, tentu ada hikmah-Nya. Untuk memberi kita mesti terlebih dahulu memiliki. Dan untuk memiliki kita mesti mencari. Mencari, memiliki dan kemudian memberi, begitu arahan-Nya."

Sahabat: "Aku masih tak nampak!" Akuinya terus terang.

Aku: "Aku pernah temui seorang ahli perniagaan yang sangat berjaya. Bila aku tanya apakah motivasi awalnya semasa memulakan perniagaan, dia menjawab, nak bayar zakat.

Itu dorongan nak memberi ... Jadi dia berniaga sungguh-sungguh. Dia mencari. Hasilnya, dia untung. Dia memiliki. Kemudian dia layak mengeluarkan zakat.
Dia memberi. Dorongan memberi telah menambahkan hartanya!"

Sahabat: "Tapi aku bukan ahli perniagaan. Mana nak beri harta ...?" Guraunya.

Aku: "Berikan senyuman. Niatkan nak menggembirakan orang lain, nanti kita gembira. Seperti memberikan harta untuk menambah kekurangan orang lain, nanti harta kita bertambah.

"Insha'Allah, nantikan tips yang terakhir di minggu hadapan."




Giving ...

Friend: "There's another way to add sustenance?" The focus of the conversation was still about the inital topic (on wealth).

Me: "Give something to others." I answered.

Friend: "Err ..."

Me: "Remember, sustenance is not money, not just about property."

Friend: "What do you mean?"

Me: "The sustenance that I give is not limited to money. If that is indeed the case, definitely it would be difficult for us to give. That means only the rich are able to do it.

We are still able to smile, so give a smile. We are still able to speak, so say something good and joyful.

At the very least we still have hearts, so good thoughts and prayers for others with that heart. "

"Al-Hamdulillah, if we accept the concept of sustenance like this we do not only have a big heart, but also a generous heart."

"There is a Hadith that says Allah loves a generous person, but Allah loves more of those whom are poor yet generous." I added.

"That is, the poor who are still able to give ..."

"Because his heart is generous and he has a broad understanding about sustenance!"

"The ability to give is not directly tied to having or not having, but it's about attitude. In this life, I've met a poorer one who is more generous than the rich."

Friend: "But how can giving increase your wealth? Doesn't the act of giving reduces it?"

Me: "Who is the giver of sustenance?"

Friend: "Allah, Allah is the provider of sustenance."

Me: "When Allah commands, there is reason in His wisdom. To give we must first have. And to have we must seek. To seek, to possess and then to give, as He directs."

Friend: "I still do not see it!" He confessed truthfully.

Me: "I've met a very successful businessman. When I asked what was the initial motivation of starting a business, he replied, wanting to pay zakat.

That's the impetus to give ... Therefore, he's doing business seriously. He's looking. As a result, he is fortunate. He has. Then he is eligible to issue zakat.
He gave. The impetus of giving has added to his fortune! "

Friend: "But I'm not a businessman. There is no fortune to give ...?" He jests.

Me: "Give smiles. Intend to please others, in turn, we'll be happy. Like giving wealth to others to better their financial standing, we will increase our wealth this way too.

"Insha'Allah, look forward to the last few tips next week."


Leave a comment

All comments will be verified before they are published